Karena malu dengan orang – orang yang ada di pemandian air panas itu, ayah Byeol dan Joon-soo melerai pertengkaran istri mereka. Ternyata ayah Byeol dan Joon-soo sudah saling mengenal saat muda. Akhirnya mereka saling bermaafan dan berbincang-bincang mengenai kehidupannya. Saai itu, orang tua Byeol juga menceritakan bahwa Byeol sedang membantu teman SMU yang kesusahan karena harus merawat bayinya sendirian karena ditinggal kabur orang tuanya. Mendengar bahwa seorang siswa SMU sudah mempunyai anak, ayah Joon-soo menjadi emosi, terutama kepada orang tuanya (padahal kan temannya Byeol itu anak mereka sendiri, )
Di rumah, Joon-soo memandang foto ayah dan ibunya. Dia menceritakan masalahnya yang tidak selesai-selesai. “Ibu, ayah, anakmu diskors lagi. Bukan karena merokok, membolos, atau berkelahi. Mereka melarangku datang ke sekolah hanya karena cucumu. Mereka bilang karena dia bisa mengganggu anak lain. Apa kalian tidak merindukanku ?” ucapnya sambil menangis. “Lalu bagaimana dengan cucumu ? Dia tidak salah apa-apa.” Lanjutnya. Mengetahui ayahnya sedang bersedih, Woo-rham juga ikut-ikutan menagis juga (kasian banget deh waktu adengan ini.).
Keesokan harinya, ibu Joon-soo ada di depan rumahnya. Kerika akan masuk,, tiba-tiba Byeol keluar dengan menggendong Woo-rham. Ibu Joon-soo bertanya karena bingung melihat ada siswa SMU keluar dari rumanya “Siapa kamu ? apa kamu tinggal disini ?”. “Tidak, aku hanya mengasuh bayi dari pemilik rumah ini” jawab Byeol. Mendengar jawaban Byeol, ibu Joon-soo langsung pergi dengan tergesa-gesa. Joon-soo tidak bertemu dengan ibunya karena dia baru keluar setelah ibunya pergi. Sebelum pergi, Joon-soo sempat mengelus kepala Byeol. Mendapat perlakuan seperti itu, Byeol menjadi terkesan dan senang.
Sepulang dari rumahnya, ibu Joon-soo kembali ke tempat pemandian air panas. Di sana dia marah-marah kepada suaminya. “Siapa yang kamu hamili hah! Joon-soo sudah terlalu tua untuk mempunyai adik” ucapnya sambil marah-marah. Ayah Joon-soo yang tidak tau duduk persoalannya hanya dapat pasrah dan tidak berbuat apa-apa ketika istrinya menumpahkan mie di kepalanya.
0 komentar:
Posting Komentar