Minggu, 14 November 2010 | By: Catatan Fenti

Baby And Me Part 11


Di sekolah, Joon-soo bersama ayahnya menemui pihak komite untuk membicarakan masalah sekolah Joon-soo. Tetapi wakil kepala sekolah tetap menolak joon-soo “ tidak mudah menerima siswa yang sudah mempunyai seorang anak. Bisa diikui oleh siswa lain nantinya.” “Maaf. Tapi bagaimanapun guru tidak seharusnya mengusir murid dari sekolah. Mereka harus tetap belajar, tidak boleh mengusir seorang pelajar ke jalanan hanya karena mempunyai bayi ” ucap ayah Joon-soo untuk membela anaknya. Wakil kepala sekolah tetap tidak menerima pernyataan ayah Joon-soo, dia mengatakan bahwa perbuatan Joon-soo itu melanggar kebijakan sekolah. Akan tetapi Byeol yang ada di ruang guru dan  mendengar percakapan itu langsung membantah “ Maaf wakil kepala sekolah, Aku sudah bilang tidak ada peraturan yang melarang. ” (waktu itu Byeol di ruang guru lagi ngepel, ngapain coba dia ngepel di ruang guru ) Mendengar pernyataan Byeol, ayah Joon-soo langsung memberikan pandangan sinis kepada wakil kepala sekolah dan memarahinya. Akhirnya terjadilah keributan di ruang guru tersebut, tentu saja Joon-soo mencoba meredam emosi ayahnya.

Tidak beberapa kemudian ponsel ayah joon-soo berbunyi, ternyata Woo-rham sedang dirawat di rumah sakit. Joon-soo dan ayahnya langsung menuju rumah sakit dan mendapati ibu Joon-soo yang sedang menunggu Woo-rham yang sedang diperiksa. Saat itu tanpa sengaja Joon-soo menyalahkan ibunya karena telah menjga Woo-rham dalam keadaan sakit “kenapa ibu menjaganya saat demam ? Apa yang kubilang tadi pagi, sekarang dia tertular. Kalau terjadi sesuatu, itu karena salahmu.” Melihat Joon-soo membentak ibunya, ayah Joon-soo langsung menanparnya “beraninya kau berbicara seperti itu pada ibumu.”

Setelah kejadian itu, Joon-soo meminta maaf pada ayahnya. Ayah Joon-soo member nasihat pada Joon-soo “semus orang tua itu sama saja, baik yang sudah tua atau masih muda. Kalau anak kita sakit, kita juga akan merasakannya ” ucapa ayah Joo-soo. “ Jangan terlalu marah pada ibumu. Selama ini ibumu hanya tersenyum, tapi sebenarnya dia sudah mengalami hal-hal yang sulit. Kau dan aku telah membuatnya sulit.”  
 
 
 Joon-soo pulang ke rumah untuk mengambil baju ganti di kamar ibunya. Saat membuka lemari baju, tidak sengaja dia menemukan buku diary milik ibunya. Dalam buku itu terdapat beberapa foto Joon-soo saat masih bayi. Dalam buku itu juga ibunya menuliskan kesedihan yang dirasakan ketika mengetahui bahwa Joon-soo menderita penyakit paru-paru. Saat itu ibu Joon-soo berharap bahwa Joon-soo akan cepat sembuh. Membaca buku diary milik ibunya, hati Joon-soo menjadi sedih dan mengangis mengingat telah menyalahkan ibunya.
 
Setelah mengambil pakaian, Joon-soo kembali ka rumah sakit dan menemani Woo-rham. “ ayah aku sakit, mereka bilang itu penakit paru-paru” Woo-rham mengeluh kesakitan kerika Joo-soo datang. “Maaf ibu” ucap Joon-soo pada ibunya yang dari tadi menjaga Woo-rham. Ibunya-pun member semangat pada Joon-soo dengan menyentuh tangannya.



Woo-rham terus saja menangis. Joon-soo yanga melihat Woo-rham mengangis, pergi menemui Ki-seok yang sedang minum-minum di sebuah danau. Mereka berbicara mengenai masalah yangsedang mereka hadapi. Saat itu Ki-seok mengaku bahwa Woo-rham adalah anaknya. Dia menceritakan bagaimana Woo-rham tiba-tiba berada di depan rumahnya dan dengan terpaksa dia menaruh Woo-rham di keranjang belannya Joon-soo waktu itu. Ki-seok juga-lah yang telah membuat surat palsu itu.

Baby And Me Part 10

Sementara di sekolah sedang diadakan ujian. Joon-soo harus mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang. Dia melamar kesemua toko yang dilewatinya, mulai dari supermarket, distro, bar, restoran, dan toko-toko lainnya. Akan tetaoi Joon-soo selalu ditolak dengan alasan yang sama, dia tidak diperbolahkan membewa seorang bayi dalam bekerja. Joon-soo tetap mncobamencari pekerjaan sampai malam hari.
Akhirnya karena lelah dia beristirahat dan membeli makanan di sebuah toko pinggir jalan. Tetapi karena uang Joon-soo tinggal 550 sen, Joon-soo memutuskan membeli susu untuk Woo-rham. Joon-soo pun membagi susu itu dengan Woo-rham, tetapi tidak sengaja susu itu tersenggol dan jatuh. Disebelah Joon-soo ada seorang laki-laki yang sedang patah hati karena ditinggal kekasihnya. Laki-laki itu tidak menyadari kaberadaan Joon-soo. Joon-soo pun berfikiran untuk mengambil dompet milik lelaki itu, dengan cepat dia langsung mencuri dompet itu dan berlari. Menyadari dompetnya hilang, laki-laki itu langsung mengejar Joon-soo. Joon-soo yang kabur langsung menyetop sebuah mobil yang lawat di depannya. “Tunngu taxi ! Ayo cepatlah !” perintah Joon-soo pada supir mobil itu. Sudah jatuh tertimpa tangga, ternyata mobil yang distop Joon-soo adalah mobil patrol polisi.
Di kantor polisi Ibu guru Tyson datang untuk menebus Joon-soo dan Woo-rham. “Permisi, aku mencari anak sekolah bernama Han Joo-soo ” tanya guru Tyson kepada petugas. “ Kamu ibu bayi itu? ” kata petugs polisi itu. Kemudian datang seorang petugas polisi wanita yang sementar mengasuh Woo-rham berkata dan berkata “Berapa lama kamu membuat anak ini lapar ? Kamu ibunya ? ”(kasiahan banget sih ibu guru, lagi-lagi ditiduh jadi ibunya Woo-rham). Mendengar tuduhan dari para petugs kepolisian guru tyson menjadi frustasi dan berteriak menyangkal tuduhan itu “Berapa kali harus aku bilang, aku bukan ibunya !”
Akhirnya guru Tyson menjamin joon-soo, karena merasa iba dengan Joon-sooo yang dari tadi hanya duduk termenung di kursi kantor polisi. Sebelum pulang guru Tyson juga menasehati Joon-soo “ Lihat dirimu, sekarang kau seorang pencopet”. “ Sudah aku bilang, itu sebuah kesalahan. Akuu tidak punya pilihan, lagi pula aku telah mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya. ” Sebelum Joon-soo pulang, guru Tyson juga memberi uang kepada Joon-soo.


Dalam perjalanan pulang, Joon-soo meminta maaf kepada Woo-rham. “ Maaf, kamu harus menya. Ayah harusnya tidak seperut ini.” Joon-soo juga menyempatkan membeli susu untuk Woo-rham dengan uang yang diberikan guru Tyson.
Setibanya di rumah, Joon-soo dikejutkan dengan kahadiran orang tuanya. Ayah joon-soo langsung bertanya pada anaknya “ Ngomong-ngomong bayi itu siapa yang punya ?”. “ Gadis yang dulu aku kencani, dia yang menunggalkan bayi itu padaku.” Jawab joon-soo. “ Awalnya aku ingin menyerahkannya, tapi tidak mudah.Lihat bayi malang ini, bagaimana perasaannya jika mengetahui bahwa dia tidak mempunyai orang tua ? Aku sudah mencoba yang terbaik untuk membesarkannya dengan normal ” lanjut joon-soo sambil menagis. Melihat kesedihan anaknya, ayah Joon-soo memeluk dan memberikan semangat “ Tidak apa-apa, akau mengerti. Beberapa hari ini pasti sulit bagimu. Berhentilah mengangis, seorang ayah tidak boleh menagis.”
 Setelah kejadian yang mengharukan itu, ayah Joon-sooo mengajah joon-soo mendiskusikan masalah sekolahnya. “ Pertama kamu haris kembali ke sekolah. Sementara ibumu yang akan menjaga bayinya.” Stelah mengucapkan hal itu mereka-pun melakukan rutinitas yang biasa dilakukan, yaitu saling berkelahi.


Keesokan harinya Joon-soo pergi ke sekolah. Sesuai dengan perjanjian selama Joon-soo bersekolah, yang merawat Woo-rham adalah ibu Joon-soo. Tatapi, Joon-soo sedikit khawatir dengan keadaan ibunya yang sedang sakit. “ Ibu demam ?” kata Joon-soo sebelum berangkat ke sekolah. “Tidak apa-apa, aku sudah minum obat. Pergilah ke sekolah sana !” ucap ibu Joon-soo menenangkan anaknya. Akhirnya karena dipaksa ibunya, Joon-soo pergi ke sekolah.