Minggu, 14 November 2010 | By: Catatan Fenti

Baby And Me Part 10

Sementara di sekolah sedang diadakan ujian. Joon-soo harus mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang. Dia melamar kesemua toko yang dilewatinya, mulai dari supermarket, distro, bar, restoran, dan toko-toko lainnya. Akan tetaoi Joon-soo selalu ditolak dengan alasan yang sama, dia tidak diperbolahkan membewa seorang bayi dalam bekerja. Joon-soo tetap mncobamencari pekerjaan sampai malam hari.
Akhirnya karena lelah dia beristirahat dan membeli makanan di sebuah toko pinggir jalan. Tetapi karena uang Joon-soo tinggal 550 sen, Joon-soo memutuskan membeli susu untuk Woo-rham. Joon-soo pun membagi susu itu dengan Woo-rham, tetapi tidak sengaja susu itu tersenggol dan jatuh. Disebelah Joon-soo ada seorang laki-laki yang sedang patah hati karena ditinggal kekasihnya. Laki-laki itu tidak menyadari kaberadaan Joon-soo. Joon-soo pun berfikiran untuk mengambil dompet milik lelaki itu, dengan cepat dia langsung mencuri dompet itu dan berlari. Menyadari dompetnya hilang, laki-laki itu langsung mengejar Joon-soo. Joon-soo yang kabur langsung menyetop sebuah mobil yang lawat di depannya. “Tunngu taxi ! Ayo cepatlah !” perintah Joon-soo pada supir mobil itu. Sudah jatuh tertimpa tangga, ternyata mobil yang distop Joon-soo adalah mobil patrol polisi.
Di kantor polisi Ibu guru Tyson datang untuk menebus Joon-soo dan Woo-rham. “Permisi, aku mencari anak sekolah bernama Han Joo-soo ” tanya guru Tyson kepada petugas. “ Kamu ibu bayi itu? ” kata petugs polisi itu. Kemudian datang seorang petugas polisi wanita yang sementar mengasuh Woo-rham berkata dan berkata “Berapa lama kamu membuat anak ini lapar ? Kamu ibunya ? ”(kasiahan banget sih ibu guru, lagi-lagi ditiduh jadi ibunya Woo-rham). Mendengar tuduhan dari para petugs kepolisian guru tyson menjadi frustasi dan berteriak menyangkal tuduhan itu “Berapa kali harus aku bilang, aku bukan ibunya !”
Akhirnya guru Tyson menjamin joon-soo, karena merasa iba dengan Joon-sooo yang dari tadi hanya duduk termenung di kursi kantor polisi. Sebelum pulang guru Tyson juga menasehati Joon-soo “ Lihat dirimu, sekarang kau seorang pencopet”. “ Sudah aku bilang, itu sebuah kesalahan. Akuu tidak punya pilihan, lagi pula aku telah mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya. ” Sebelum Joon-soo pulang, guru Tyson juga memberi uang kepada Joon-soo.


Dalam perjalanan pulang, Joon-soo meminta maaf kepada Woo-rham. “ Maaf, kamu harus menya. Ayah harusnya tidak seperut ini.” Joon-soo juga menyempatkan membeli susu untuk Woo-rham dengan uang yang diberikan guru Tyson.
Setibanya di rumah, Joon-soo dikejutkan dengan kahadiran orang tuanya. Ayah joon-soo langsung bertanya pada anaknya “ Ngomong-ngomong bayi itu siapa yang punya ?”. “ Gadis yang dulu aku kencani, dia yang menunggalkan bayi itu padaku.” Jawab joon-soo. “ Awalnya aku ingin menyerahkannya, tapi tidak mudah.Lihat bayi malang ini, bagaimana perasaannya jika mengetahui bahwa dia tidak mempunyai orang tua ? Aku sudah mencoba yang terbaik untuk membesarkannya dengan normal ” lanjut joon-soo sambil menagis. Melihat kesedihan anaknya, ayah Joon-soo memeluk dan memberikan semangat “ Tidak apa-apa, akau mengerti. Beberapa hari ini pasti sulit bagimu. Berhentilah mengangis, seorang ayah tidak boleh menagis.”
 Setelah kejadian yang mengharukan itu, ayah Joon-sooo mengajah joon-soo mendiskusikan masalah sekolahnya. “ Pertama kamu haris kembali ke sekolah. Sementara ibumu yang akan menjaga bayinya.” Stelah mengucapkan hal itu mereka-pun melakukan rutinitas yang biasa dilakukan, yaitu saling berkelahi.


Keesokan harinya Joon-soo pergi ke sekolah. Sesuai dengan perjanjian selama Joon-soo bersekolah, yang merawat Woo-rham adalah ibu Joon-soo. Tatapi, Joon-soo sedikit khawatir dengan keadaan ibunya yang sedang sakit. “ Ibu demam ?” kata Joon-soo sebelum berangkat ke sekolah. “Tidak apa-apa, aku sudah minum obat. Pergilah ke sekolah sana !” ucap ibu Joon-soo menenangkan anaknya. Akhirnya karena dipaksa ibunya, Joon-soo pergi ke sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar