Malam harinya Byeol menemui Joon-soo yang sedang berada di taman. Byeol memberikan berita mengenai keadaan Woo-rham. “Whoo-rham sudah keluar dari RS. Dia lebih merindukanmu, dia rewel sekali. Kamu tidak mau ikut ?”. ”Dia sudah menemukan ayah kandungnya, apa yang direwelkannya ?” kata Joon-soo dengan acuh. “Kamu penakut. Kamu lebih tau siapa yang merindukan Woo-rham dan siapa yang paling dirindukannya. Kamu orangnya.” kata Byeol dengan kecewa. “Apa yang kamu tau, kamu pikir aku rindu padanya ? Memangnya siapa yang membuatku menderita hah! Kenapa aku harus menrindukannya ?” Mendengar ucapan Joon-soo Byeol hanya dapat menatap kecewa padanya.
Di sekolah Byeol dan Choon-seong menemui Joon-soo yang sedang melamun di balkon sekolah. Choon-seong memulai pembicaraan “kamu tau tentang Woo-rham…”. “Diam saja” kata Joon-soo menyela dan meninggalkan Byeol dan Choon-seong. “Hei Han Joon-soo, besok anakmu akan pergi ke LN untuk diadopsi.” teriak Choon-seong kepada Joon-soo, tetapi Joon-soo tetap tidak memperdulikannya dan pergi begitu saja.
Sepulang sekolah, Joon-soo diam-diam pergi ke rumah Ki-seok untuk melihat keadaan Woo-rham (biar cuek tapi tetep sayang ny). Joon-soo melihatWoo-rham yang sedang tidur. Saat itu Ki-seok menjaga ibunya dan Who-rham. Ki-seok mengatakan pada ibunya bahwa ia hanya ingin Woo-rham mendapatkan yang terbaik. “Mereka pasti akan merawatnya dengan baik. Kamu harus melupakan ayah dan nenek, kamu harus menjalani hidup dengan baik” kata Ki-seok pada Woo-rham. Mendengar hal itu, Joon-soo hanya bisa bersedih. Ternyata saat itu Byeol sedang berada di sana dan mengetahui kesedihan yang dialami Joon-soo.
Keesokan harinya, Joon-soo sedang menyendiri di ruang olah raga. Saat itu dia menerima sms dari Byeol. Aku ada di lapangan terbang. Kalau dia pergi sekarang mungkin kita tidak akan bisa bertemu lagi. Apa harusnya kita berpamitan ? Jangan tinggalkan penyesalan. OK. Setelah mendapat sms dari Byeol, Joon-soo langsung mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi menuju bandara (dia ngebut banget).
0 komentar:
Posting Komentar