Kamis, 07 Oktober 2010 | By: Catatan Fenti

Baby And Me Part 3


Di rumah, Joon-soo kerepotan mengurusi Woo-rham. Woo-rham terus menangis dan membuang botol susu yang diberikan Joon-soo. Joon-soo yang tidak tahan langsung menelpon Byeol.  Mendapat telpon dari Joon-soo, Byeol langsung menujuu rumah Joon-soo. (padahal dia masih pake piama ayamnya lho !)  Ternyata Woo-rham menangis karena dia buang air dan minta digantikan popoknya. Saat menggantikan popk woo-rham, Byeol menceramahi Joon-soo mengenai bagaimana cara-cara merawat bayi dengan baik terutama ketika dia sedang menangis (maklum lah Byeol anak tertua dari 9 bersaudara). Tetapi bukannya mendengarkan, Joon-soo malah tertidur. Malihat hal itu Byeol berbicara pada Woo-rham “Aku tau perasaanmu memiliki ayah seperti dia. Tapi kamu lebuh baik dari pada ayahmu, setidaknya kamu tau cara tersenyum”.
 
 
Ternyata selama pelariannya, ayah dan ibu Joon-soo menginap di tempat pemandian air panas (nggak modal banget ya, bukannya nginep di hotel malah di pemandian air panas). Ibu Joon-soo terus mendesak suaminya agar cepat pulang karena menghawatirkan anaknya. Sementara ibu Joon-soo sibuk menghawatirkan anaknya, ayah Joon-soo malah sibuk membaca komik-komik yang dia bawa.
 
Di malam hari Joon-soo idak bisa tidur karena Woo-rham selalu menangis (biasalah anak bayi suka namgis malem-malem). “Jangan menangis, sudah cukup ! Aku bisa gila, hey sudah cukup” keluhnya. Bukannya diam, Whoo-rham malah semakin keras menangis. Tiba-tiba saja Joon-soo mendapat ide untuk membuang Woo-rham di tempat pembuangan sampah. Sesampainya di tempat pembuangan sampah, Joon-soo mengendap-ngendap agar tidak terlihat oleh orang lain. “Kamu akan menaruhku di atas semen yang dingin ?” gerutu Woo-rham sebelum dibuang. Tetapi, ketika akan meninggalkan Woo-rham, tiba-tiba ada suara yang bersumber dari kamera yang terpasang di tempat pembuangan sampah itu. “Hey  tuan. Kamu, yang memakai topi ! Hari pengambilan sampah itu setiap Selasa, kamis, dan Sabtu. Kalau selain hari itu sampahnya diluar, kamu akan didenda. Cepat pungut.” Agar tidak ketahuan, Joon-soo menjawab bahwa dia tidak ingin membuang sampah karena yang dibawanya adalah bayi. Selain itu dia juga beralasan dengan mengambil salah satu barang yang ada di tempat sampah itu, katanya barang itu masih dapat digunakan kembali.
 
 
 
 
Karena tidak berhasil membuang woo-rham, akhirnya Joon-soo pergi dari tempat sampah tersebut. Di tengah perjalanan tanpa sengaja dia bertemu dengan serang lelaki yang sedang membawa bayi seperti dirinya (dia juga mau buang bayinya kayak Joon-soo). Akhirnya kedua laki-laki yang sudah putus asa ini memutuskan untuk saling menceritakan masalah yang sedang dihadapi di sebuah kedai pinggir jalan (maklum lah bapak-bapak tanpa istri dengan 1 anak, heheh…..). Di tengah-tengah sesi curhat tersebut datang lagi seorang pria yang sedang membawa bayi dan ikut bergabung dengan mereka. Tetapi bedanya laki-laki ini tidak ingin membuang bayinya, malah dia memberikan kartu nama yang berisi alamat sebuah tempat yang khusus mengajarkan seorang ayah untuk mengurus bayinya.
 
 
 
Keesokan harinya, seperti biasa Woo-rham tidak mau minum susu formula. Dia hanya ingin minum ASI (eksklusif banget sih ny bayi). Saat sedang membujuk Woo-rham, Joon-soo menerima telpon dari gurunya. Guru Joon-soo  menyuruhnya untuk pergi ke sekolah dan mengancam akan mengeluarkan Joon-soo bila tidak pergi ke sekolah hari itu.

0 komentar:

Posting Komentar