CHA KANG-JIN (Go Soo, diperankan oleh Kim Soo-hyun) datang bersama ibu dan adiknya yang sudah putus sekolah karena kedapatan memukul seseorang. Kang-jin adalah siswa tahun kedua yang pintar dan baik hati. Dia hidup tanpa sosok ayah, walaupun begitu dia sangat ingin bertemu dengan ayahnya, dan banginya ayahn adalah sosok yang penting dalam hidupnya. Dia memiliki sebuah liontin yang sangat berarti bag dirinya. Liontin itu adalah kenang-kenangan dari ayahnya.
Ibu Kang-jin adalah seorang wanita penggoda, ibunya lebih memilih untuk kembali ke kota asalnya yang tentu saja telah memberikan banyak kenangan dalam hidupnya. Ibunya adalah pelayan di sebuah toko teh. Dia adalah anak perempuan dari seorang pemilik bar, dan pernah memiliki hubungan terlarang di masa mudanya dengan HAN JUN-SU, ayah HAN JI-WAN (Han Ye-seul, yang dimainkan oleh Nam Ji-hyun). Laki-laki itu adalah seorang dokter pengobatan oriental dan merupakan orang yang dihormati dikeluarganya.
Ji-wan adalah siswi tahun pertama di sebuah sekolah terkemuka. Saat ini dia telah dihianati oleh kekasihnya yang berselingkuh dengan YOON-JU, siswi yang termasuk dalam deretan wanita cantik di sekolahnya.
Cerita dimulai dengan keluarga Cha Kang-jin tiba di sebuah pinggiran kota. Saat itu di kota tersebut sedang ada penyambutan seorang pemuda. Pemuda itu mendapatkan beasiswa ke Seoul National University dan akhirnya membanggakan kota tersebut. Pemuda itu adalah kakak Han Ji-wan. Ji-wan naik ke salah seorang rekannya untuk memotong spanduk penyambutan. Tapi tiba-tiba sebuah mobil melaju dan merusak sepanduk itu. Ternyata itu adalah truk yang berisi barag-barang pindahan Kang-jin dan keluarganya. (ini pertemuan mereka yang pertama kali) Melihat hal itu Ji-wan marah. Kemudian Kang-jin turun dan menawarkan bantuan untuk memperbaikinya. Tapi Ji-wan terlanjur kesal dan menolak bantuan Kang-jin. Karena gegabah, Ji-wan jatuh ke selokan. Keesokan harinya Ji-wan melihat spanduk kedatangan kakaknya telah diperbaiki, dia sanga senang dan gembira.
Kedai teh ibu Kang-jin sebenarnya tidak terlalu menarik, setidaknya untuk kalangan kelasa ke bawah. Tapi karena perlakuan ibu Kang-jin yang selalu berlebihan terhadap para pelanggannya sehingga membuat kedai tersebut ramai. Dia selalu merayu dan bermanis-manis pada setiap pelanggan laki-lakinya.
Kang-jin tidak tahan melihat ibunya merendahkan dirinya sendiri dan membencinya karena ibunya telah melanggar janji untuk mendirikan sebuah restoran. Hal ini dikarenakan ibu Kang-jin berpendapat bahwa menjalankan sebuah kedai teh akan lebih menguntungkan dan tindakan yang dilakukannya adalah resiko yang harus diambilnya. Sebenarnya Kang-jin sangat menolak ibunya menjalankan sebuah bar walaupun penghasilan yang didapat lebih banyak menghasilkan uang.
Bos ibunya adalah seorang tuan tanah yang memiliki sifat yang buruk (bahasa jeleknya sih bajingan gitu). Agar tidak mendapat masalah, ibu Kang-jin selalu bersikap manis apabila berbicara dengan bosnya. Hal ini membuat Kang-jin lebih membenci bos ibunya, tapi dia tetap menahan amarahnya.
Kang-jin datang ke ruang guru di sekolah. (kayaknya mau daftar sekolah deh) Guru-gurunya perpendapat bahwa Kang-jin adalah anak yang pintar, berbeda dengan adiknya yang selalu berbuat keonaran dan selalu mendapat nilai-nilai yang buruk. Hal ini membuat Yoon-ju merasa kagum padanya.
Ternyata Ji-wan juga berada di kantor untuk menjalani hukumannya. (sekolah Ji-wan sama Kang-jin sama) Tanpa sengaja dia melempar bola bisbol ke sebuah jendela sehingga membuat jendela tersebut rusak. Tenyata saat itu dia sedang menahan diri untuk ke kamar kecil. Setelah berusaha menahan, ia berlari ke kamar kecil, tapi karena sudah tidak tahan akhirnya dia buang air kecil dihadapan seorang mahasiswa. Di depan Kang-jin.
Kang-jin langsung menjadi populer di sekolahnya. Anak baru yang pintar dan pendiam. Tentu saja hal ini menarik perhatian Yoon-ju dan membuatnya ingin memiliki Kang-jin. Dia merasa tidak tertarik lagi dengan pacarnya, walaupun dia baru menjalani hubungan tersebut. Yoon-ju berusaha menarik perhatian Kang-jin, tapi Kang-jin tidak pernah menggubrisnya. (kasian deh dikacangin, hehe..)
Namun, setelah beberapa hari, Kang-jin mulai tertarik pada Yoon-ju. Ketika Yoon-ju bertanya mengapa ia terus memandangnya, Kang-jin menjawab dengan berterus terang, "sebenarnya aku tidak tertarik padamu, tetapi kau tetap muncul di depanku. Jika kau tidak keberatan tolong mengindarlah dari pandanganku.” Yoon-ju pun menjawab “aku tidak bisa menghindarimu, jadi bisakah kau menanganinya. "
Akhirnya mereka berkencan. Sementara gadis lain patah hati karena pangeran pujaan mereka telah dicuri orang, Ji-wan masih kesal dengan penghinaan yang tempo hari di dapatnya. Bayangkan saja, Kang-jin melihat hal yang memalukan darinya, dan sekarang ditambah dengan Yoon-ju yang sedang berkencan dengannya.
Kang-jin datang dengan rencana konyolnya, tapi dia tetap berniat untuk melaksanakan rencana tersebut. Dia akan mencuri Kang-jin dari Yoon-ju, dan kemudian saat dia telah memenangkan hati Kang-jin dia akan mencampakannya. Teman baiknya mengatakan bahwa hal itu adalah rencana yang gila, tapi dia tidak menggubrisnya. Rencana Ji-wan pun dilaksanakan. Dengan penuh pecaya diari dia mendekati Kang-jin, tapi setiap kali memulai Kang-jin selalu bersikap dingin dan mengabaikannya.
Suatu malam di kedai teh itu, bos minum dan bertindak kasar. Madam Cha mencoba membuatnya senang, tapi amarahnya sulit diredakan. Bos mengatakan bagaimana adiknya patah hati karena Kang-jin telah mencuri pacarnya, dan menggunakan itu sebagai alasan untuk berperilaku buruk. (oh ternyata pacarnya Yoon-ju yang sebelumnya itu adiknya si bos). Dia mulai bersikap agresif, dan akhirnya Kang-jin tidak bisa menahan amarahnya lagi.
Kang-jin adalah anak yang tergolong kuat untuk anak seusianya. Karena amarahnya yang tidak terbendung lagi dia mencekik bos ibunya. Ibu Kang-jin yang takut akan mendapat masalah buru-buru melerai pertengkaran tersebut dan memohon agar Kang-jin berhenti.
Saat itu tiba-tiba Ji-wan datang untuk dan melihat kejadian tersebut. Dia melihat kejadian tersebut dan merasa kasihan pada Kang-ji. Ji-wan berlari ke luar karena tidak ingin Kang-jin melihatnya menangis. Sepertinya dia merasakan ada suatu perasaan lain yang sedang dirasakannya. (wah benih-benih cinta udah mulai tumbuh tuh kayaknya)
Saat itu Kang-jin mengejarnya dan menegaskan akan hubungan diantara mereka. Tiba-tiba Kang-jin menundukkan kepalanya seolah-olah akan mencium Ji-wan. Tapi is berhenti saat bibirnya hanya beberapa inci dari wajah Ji-wan.
Kang-jin melihat dengan jijik dan berkata “Kita tidak memiliki hubungan yang istimewa. Kita tidak akan merasakan hal yang istimewa antar satu dengan lainnya, dan akan tetap seperti ini sampai kapanpun. Sebaiknya kau tidak menyampuri urusanku lagi. ” Berbeda dengan Kang-jin, kejadian ini memiliki kesan yang lain pada diri Ji-wan. Melihat sisi lain dari kehidupan Kang-jin dan tindakan Kang jin yang hampir menyiumnya membuatnya memiliki perasaan yang perbeda pada lak-laki itu. Tidak mengerti dengan perasaan yang dirasakannya, ia berkata dengan kesal, "aku tidak tahan!" Keesokan harinya Ji-wan mencat mobil bos-nya ibu Kang-jin. Dia menuliskan kata-kata seperti bajingan dal lain-lain.
Ketika bos melihat mobilnya yang penuh dengan coret-coretan, dia menjadi marah dan memaki orang yang melakukannya. Karena kesal dia menuduh ibu Kang-jin sebagai pelakunya. “Dasar pelacur” makinya. Kang-jin yang mengetahui hal itu langsung dapat menebak siapa pelaku sebenarnya.
Dia pergi dengan wajah yang babak belur (kayaknya abis berantem sama si bos). Dia menemukan ji-wan di sebuah jembatan dan bertanya dengan marah, “kenapa kau melakukan hal itu ?” Kemudian Ji-wan menjawab, ” karena kau tidak bisa melakukannya. Semua orang tau dia adalah laki-laki jahat, tapi kau tidak bisa melakukan apa-apa”. Saat itu tiba-tiba bos datang. Ji-wan menyuruh Kang-jin agar pergi dan tidak akan mengatakan apapun yang bisa melibatkannya.
Kang-jin menuruti perkataan Ji-wan dan pergi meninggalkan Ji-wan untuk berurusan dengan bos. Ternyata bos memukul wajah Ji-wan karena marah. Dengan berani Ji-wan berteriak padanya, “pukul aku lagi!” kang-jin yang tidak tahan melihat ada laki-laki yang memukul wanita langsung mengepalkan tinjunya. Dia berbalik dan kembali intuk melawan bos.
Seperti yang kita ketahui Kang-jin memiliki kekuatan yang melebihi anak seusuanya, hal ini membuat pukulan Kang-jin membuat bos kewalahan. Melihat bos yang sudah babak belur dipukuli oleh Kang-jin, Ji-wan memintanya untuk berhenti memukul. Jiwan takut kalau-kalau Kang-jin bisa membunuhnya. Saat perkelahian itu tidak sengaja kalung kang-jin terlepas dan masuk dalam air.
Begitu melihat kalungnya terlepas, Kang-jin berhenti memukul bos. Kalung itu adalah benda yang berharga bagi hidupnya, dia menatap kearah sungai. Dia melihat kearah sungai dengan pasrah. Kang-jin tidak melawan walau bos memukulinya.
Ibu Kang-jin marah saat mengetahui tindakan yang dilakukan anaknya. Dia bertanya mengapa Kang-jin melakukannya. Kang-jin meahan amarahnya dan menyesal dalam hati kenapa harus kehilangan segalanya?. Kemudian Kang-jin berkata dengan pelan, “aku kehilangan kalung ayah.”
Ibu Kang-jin knyataan anaknya, mungkin karena ia merasa hubungannya dengan ayah Kang-jin adalah cinta sesaat maka ia tidak memperdulikannya. Dia merasa ayah kang-jin bukanlah laki-laki yang pantas untuk dihormati seperti itu. Ibu Kang-jin berkata dengan nada yang meremehkan, “apakah kalung bodoh itu yang kau maksud? Saat ini kehidupanmu akan hancur dan kau masih menghawatirkan kalung bodoh itu!” Mendengar perkataan ibunya yang seperti itu Kang-jin tidak tahan dan tidak dapat menahan amarahnya, “Aku kehilangan ayah, dan sekarang aku benar-benar kehilangannya.”
Ternyata Kang-jin selama ini belajar dengan giat karena ia ingin tumbuh dengan baik sehingga dapat menemukan ayahnya. Dia berharap suatu saat akan bertemu dengan ayahnya. Tapi ibunya tidak pernah menudukung Kang-jin. Ibunya mengatakan, “Bagaimana mungkin orang itu akan mengenalmu bila bertemu di jalan! Kau tidak tau seperti apa dia, ayah macam apa itu!” Dengan dipenuhi emosi, Kang-jin berteriak marah dan terisak-isak.
Ji-wan yang ada di samping Kang-jin merasa bersalah, karena hal ini tidak akan terjadi jika ia tidak mencoret-coret mobil bos dan Kang-jin tidak akan kehilangan kalungnya.
Akibat insiden itu bos mengusir Ibu Kang-jin dan keluarganya harus pindah. Sedangkan nasib Kang-jin masih tidak jelas karena dia harus menghadapi tuduhan kriminal yang dilayangkan oleh bos padanya.
Ayah Ji-wan, Han Jun-su datang untuk memberitahu ibu Kang-jin bahwa semuanya telah dilunasi. Dia telah menggunakan kekuasaanya untuk membebaskan Kang-jin, dan ia juga akan membantu mengambil alih sewa toko the sehingga keluarga Kang-jin tidak harus pindah.
Saat keluar Kang-jin merasa senang karena ibunya membebaskannya dan merasa ibunya menyayanginya. Tapi senyumnya memudar saat ibunya mengatakan bahwa kebebasannya dikarenakan Ji-wan. Ji-wan bersikeras bahwa kejadian yang menimpa Kang-jin adalah karena salahnya. Jun-su adalah laki-laki yang biasa saja dengan kesedihan yang selalu meliputinya. Ng Sebenarnya Ibu Kang-jin sangat mencintai Jun-sun, tapi hubungan mereka tidak pernah berhasil. Jun-su mengatakan kepada Ibu Cha agar melupakan semua hal yang pernah mereka alami bersama, termasuk bahwa mereka pernah mempunyai anak bersama. Dia juga mengatakan bahwa keluarganya saat ini adalah segalanya baginya. (sebenarnya dalam hal ini bukan Ibu Cha yang salah, dia hanya saeorang wanita yang disia-siakan oleh laki-laki yang dicintainya. Kasihan yah !)
Ji-wan terus merasa sedih untuk Kang-jin, apalagi saat dia melihat Kang-jin melompat dari jembatan ke dalam air untuk mencari kalungnya yang hilang. Untuk menebus kesalahannya Ji-wan menyelam dan terus mencari kalun gKang-jin setiap hari selama berminggu-minggu. Temannya mengira tindakan Ji-wan itu adalah salah satu rencana untuk menjalankan rencanyanya. Tapi Ji-wn membantah dan tetap bertekad akan memulihkan keadaan seperti semula.
Suatu saat kang-jin dan Ji-wan dihukum di sekolah, mereka dikirim ke ruang yang terpisah untuk menulis sebuah esai tentang kesalahan mereka. Karena kedekatan mereka gosip mulai menyebar tentang hubungan keduanya, dan Yoon-ju merasa terancam. Hari ini saat Ji-wan menawarkan susu, Kang-jin tidak menolaknya dan benar-benar meminumnya.
Kang-jin tiba ke kelas untuk mencari Ji-wan, ternyata Ji-wan sedang tidur. Saat itu Kang-jin melihat esai Ji-wan dan mengkoreksinya, ternyata banyak kata-kata yang masih salah ejaannya. Ji-wan bangun dan tersipu malu karena ketahuan tidur. Dia juga menawarkan Kang-jin untuk melihat tugasnya sebelum disetor.
Ji-wan melihat ibu Kang-jin sedang memperbaiki sepatu high heel miliknya yang rusak, dia berusaha membantnya. Tapi bukannya membantu, Ji-wan malah memperburuk keadaan. Akhirnya dia menawarkan sepatunya sendiri dan pergi dengan menggunakan high heel milik ibu Kang-jin yang rusak. Kang-jin yang melihat kejadian itu menyuruh ibunya untuk mengembalikan sepatu milik Ji-wan. Kang-jin mengejar Ji-wan, dia berlari tanpa menggunakan sepatu. Melihat Kang-jin mengejarnya dengan bertelannjang kaki membuatnya terharu.
Malam harinya kakak Ji-wan, Ji-yong (diperankan oleh Song Joong-ki), datang dan melihat Ji-wan yang sedang senyum-senyum sendiri sambil memandangi sepasang sepatu. Dia menggoda adiknya yang sedang tersenyum bahagia, dia menduga bahwa adiknya sedang jatuh cinta dengan seorang laki-laki. Mereka sangat dekat sehingga Ji-wan menceritakan semuanya pada Ji-yong. Ji-wan juga menceritakan tentang sepatu yang diberikan Kang-jin padanya. Ia ingin agar kakaknya menjaga rahasia itu .”Dia datang tanpa alas kaki dan memberikan sepatu ini padaku.”
Yoon-ju terlihat jengkel karena Kang-jin sepertinya talah melupakannya dan lebih memilih untuk bersama Ji-wan. Saat jam makan siang Yoon-ju memanggil Ji-wan dan menanyakan maksud dari kedekatannya dengan Kang-jin. Saat itu mereka sedang ada di ruang siaran dan lagu sedang diputar. Yoon-jun menanyakan apakah Ji-wan mendekati Kang-jin karena ingin balas dendam pada Yoon-ju. Dia bermaksud untuk mencuri Kang-jin dari dirinya dan kemudian mencampakannya.
Ternyata saat mereka sedang berbicara Yoon-ju telah menonaktifkan musik dan menyiarkan percajkapan mereka ke seluruh sekolah. Dengan lemah Ji-wan mengatakan, “yah, pada awalnya. Tapi sekarang…. Sekarang…” Belun selesai Ji-wan mengatakan semuanya, Kang-jin sudah pergi ke ruang penyiaran. Dia menutup mikrofon dan menatap wajah Ji-wanj. "Aku tidak akan mendengar apa-apa. Aku hanya akan mendengarkan apa yang kau ceritakan. "
Saat itu tampak bahwa Ji-wan berusaha untuk menjelaskan perasaannya yang telah berubah, jadi Kang-jin mengatakan, "Bagaimana perasaanmu sekarang?”. Tapi Ji-wan sangat terkejut sehingga dia tidak dapat mengatakan apa-apa. Kang-jin terus memaksanya untuk menjawab. Jji-wan yang tidak tahan bergegas keluar dan menangis.
Sejak saat itu, tidak ada yang terjadi. Ji-wan ingin mengatakan yang sebenarnya pada Kang-jin tapi tidak bisa. Semua berjalan seperti biasa, Ji-wan pergi ke sekolah dan tetap menyelam untuk mencari kalung kalung Kang-jin. Suatu hari, Ji-wan merasa tertekan dan menangis di tepi sungai, seolah-olah semuanya sudah terlambat.
Ji-wan menangis. “Bahkan saat inipun aku tidak bisa melihatmua. Aku tidak bisa belajar karena terus memikirkanmua. Saat aku membuka buku-buku aku selalu melihat wajahmu. Aku sudah melupakan balsa dendam itu, bahkan aku sudah tidak pernah memikirkannya lagi. Aku sudah melupakannya” (kasihan Ji-wan)
Ji-yong yang melihat adiknya menangis, hanya dapat mendengarkan dan menghibur adiknya itu. (cu-te banget deh kakaknya Ji-wan nih) Ji-yong mengatakan bahwa sebainya dia mengatakan yang sebenarnya pada Kang-jin mengenai perasaannya yang sesungguhnya. Tapi Ji-wan mengatakan bahwa ia bersalah karena hilangnya kalung ayah Kang-jin dan dia tidak bisa mendekati Kang-jin sampai menemukan kalung itu.
Kakaknya menyetujui hal itu dan dia berjanji akan membantu menemukan kalung Kang-jin sehingga adiknya dapat memberitahukan perasaannya. Pada awalnya Ji-wan tidak menyetujui usul kakaknya, tapi Ji-yong menyakinkan adiknya bahwa dia adalah penyelam yang hebat. Ji-yong menyuruh adiknya untuk menemui Kang-jin sementara dia mencari kalung. Ji-yong tersenyum dan langsung menyelam. Saat itu Ji-wan merasakan hal yang aneh dan dia melihat kea rah sungai. Setelah lama ditunggun, Ji-yong tidak muncul-muncul. Ji-wan mulai takut, karena kakaknya tidak kembali. Nalurinya benar, Ji-yong tidak datang kembali. Dia telah tenggelam. (kasihan Ji-yong yah, padahal dia cakep banget loh)
Di rumah sakit, ibunya shok mendengar berita tersebut dan menangis histeris. Saat itu ibunya secara tidak sadar mengatakan "Ambil Ji-wan sebagai gantinya!" (kayaknya Ji-wan bukan anak kandungnya deh y) Ji-wan yang mendengar hal itu merasa sedih. Jadi, Ji-wan pergi ke sungai dengan mengenakan pakaian berkabung putih. Dia tidak hanya merasa sedih karena kehilangan kakak yang dia sayangi, tapi juga rasa bersalah bahwa dia anak yang tidak dinginkan. Saat itu dia menemukan kalung yang dicarinya.(biasalah, sinetron banget kan adegannya?) Dia merasa bersalah pada kakaknya dan memuku-mukul di tempat kalung itu ditemukan.
Malamnya Kang-jin datang ke rumah Ji-wan. Dia tidak tahu harus berkata apa dan bertanya apakah Ji-wan sudah makan atau belum. Kang-jin menawarkan susu dan telur. Kali ini Ji-wan yang menolak tawaran Kang-jin. Dia melemparkan telur ke tanah dan mencurahkan susu. Kang-jin telah berbuat salah, tetapi menemukan kalung Kang-jin di hari kematian kakaknya merupakan pukulan yang telak untuk Ji-wan. Kenapa dia harus menukar hidup kakaknya dengan kalung itu?
Kemudian Ji-wan pergi, tapi langkahnya terhenti karena kang-jin berkata bahwa dia menyukai Ji-wan. "Aku menyukaimu. Sepertimu, sepertiku, aku menyukaimu". Bukannya senang, tapi Ji-wan dengan dingin mengatakan kepada Kang-jin bahwa itu tidak benar.
Ji-wan : "Aku tidak pernah menyukaimu. Aku hanya berpura-pura menyukaimu untuk membalas dendam. "
Kang-jin: "Jangan berbohong."
Ji-wan : "Ini bukan kebohongan. Aku benci orang-orang sepertimu yang selalu bertindak egois dan kasar! Ibumu adalah pelayan kedai teh yang suka menggoda laki-laki! Ibuku mengatakan seharusnya aku tidak berhubungan dengan orang-orang seperti kalian. Aku pasti gila saat itu. "
** (adegan ini adengan yang so sweet banget)
Delapan tahun kemudian…..
Di sebuah proyek bagunan baru saja terjadi kecelakaan yang buruk. Karena kecelakaan itu, nyawa seorang pekerja hampir menghilang. Untung pegawai lain mengambil tindakan cepat dan langsung menolongnya. Ternyata orang yang menolong karyawan itu adalah Kang-jin dewasa. Kang-jin merasa kecelakaan ini adalah kesalahan perusahaan yang tidak peduli dengan pegawainya. Dia langsung menyetop mobil direktur yang sedang berjalan dan mengeluhkan kelalaian direktur atas kecelakaan itu. Tapi direktur LEE WOO-JUNG (Sunwoo Sun) tidak peduli mengenai kecelakaan yang terjadi. Direktur Woon-jung adalah tipe orang yang hanya peduli pada dirinya sendiri dan dai senang menghabiskan waktu sengan minum-minu.
Kang-jin adalah pemimpin dari tim perencanaan Bumseo Group. Sebenarnya direktur telah berulang kali diperingatkan akan kemungkinan kecelakaan yang akan terjadi, tapi Woon-Jung selalu menolah untuk mendengarkan laporan itu. Dan hari ini seseorang hampir mati. Ucapan Kang-jin ini membuat direktur Woon-jung terganggu. Dia mengetahui bahwa Kang-jin adalah seorang karyawan yang dihormati dan sangat kompeten di perusahaan mereka.
Kang-jin adalah seorang laki-laki tampan dan sukses. Pacarnya ingin memulai hubungan serius dengannya. Dia mempertemukannya dengan ayahnya dan mengumumkan rencana untuk menikah. Sebaliknya, Kang-jin membawa pacarnya bertemu dengan seseorang. Dia memperkenalkannya dengan seorang pelayan wanita di sebuah kedai teh yang sedang melayani pelangannya yang sedang mabuk.
Tanpa rasa malu, Kang-jin mengatakan kepada pacarnya bahwa wanita itu adalah ibunya. Tidak seperti biasanya, kali ini Kang-jin menyapa ibunya dengan hangat dan tangan terbuka. Kemudian Kang-jin memperkenalkan pacarnya. Sepertinya pacar Kang-jin tidak dapat menerima hal itu, dia tidak menunjukkan sikap yang baik di depan ibu Kang-jin dan pergi.
Saudaranya mengatakan bahwa seharusnya Kang-jin tidak memperkenalkan ibunya sampai mereka menikah. Akan jauh lebih baik lagi bila dia berpura-pura menjadi seorang anak yatim piatu. Tapi Kang-jin mengatakan bahwa dia tidak akan melakukan hal itu. Walaupun ibunya adalah seorang pelayan toko teh, tetap saja dia adalah ibunya.
Ternyata selama ini Kang-jin secara tidak sadar membandangkan pacar-pacarnya dengan Ji-wan. Mungkin Ji-wan telah mengatakan semua hal-hal kasar tentang keluarganya, tapi dia tahu bahwa hal itu tidak benar. Sebaliknya gadis-gadis cantik Seoul selalu berpikir bahwa mereka sangat cantik, tapi semua akan pergi ketika mengetahui latar belakang keluarga Kang-jin. Kang-jin masih merindukan Ji-wan. Secara diam-diam dia mengunjungi rumah orang tua Ji-wan. Sejak kematian kakaknya Ji-wan kabur dari rumah dan tidak kembali. Ayahnya tidak pernah mengunci pintu rumahnya, dia berharap anaknya akan datang kembali.
Kang co-jin salah seorang pekerja membawanya ke sebuah kafe terdekat untuk makan siang dan membicarakan gosip tentang Woo-jung. Sebenarnya Woo-jung baik-baik saja sebelum ia ditinggalkan oleh kekasihnya, PARK TAE-JOON (Song Jong-ho) yang juga merupakan saingan kerja Kang-jin. Tae-joon akan segera menikah, karena itulah Woo-jung mulai minum dan bertindak sesuka hati. Ternyata saat itu, Tae-joon (paling kiri) ada di sana dan mendengar gosip yang sedang beredar.
Tae-joon akan bertunangan di akhir pekan dengan seorang wanita yang bekerja di kafe. Sebenarnya banyak dari para pekerja yang tidak ingin datang ke acara pertunangannya. Tapi mereka takut akan menyinggung Woo-jung, karena dia adalah senior mereka.
Kang-jin datang ke pesta pertunangan Tae-joon. Sebenarnya dia tidak diundang ke pesta tersebut, tapi salah seorang teman Kang-jin memintanya menggantikan kerena dia sedang sakit. Tentu saja dengan menggunkan nama temannya itu. Dia takut ketidakhadirannya akan dianggap sebagai suatu kesengajaan oleh Tae-joon. Kang-jin menyetujuinya karena ini hanya untuk formalitas.
Sampai acara akan dimulai pasangan tunangan laki-laki tidak ada di tempat mereka. Ternyata dia belum hadir. Akhirnya setelah setengah jam terlambat, calon tunangan wanita menerima sebuah telfon. Dia pergi untuk menjawab telfon tersebut. Sepertinya calon tunangan wanita mendapat berita yang tidak baik, karena dia terlihat kecewa. Sang wanita berusaha menyembunyikan kekecewaannya dari wajahnya dan menggantinya dengan wajah ang ceria. Sang wanita memberikan ucapan terima kasih pada semua tamu yang datang dan meminta maaf atas keterlambatan acara. Ketika dia memberitahukan namanya Kang-jin terkejut dan menatapnya dengan kaget. Dia adalah Ji-wan.